MENYUSUN PROGRAM OUTBOUND

MENYUSUN PROGRAM OUTBOUND TRAINING

EDISI 1

Saat ini Program Outbound Training merupakan salah satu pilihan paling diminati sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia dan sarana refresh di berbagai perusahaan. Tingginya permintaan training ini sehingga banyak Provider Outbound bermunculan dengan modal copy paste. Menjadi pertanyaan adalah apakah semua Provider Outbound bisa menyusun Program Outbound dengan baik & benar? bagaimana cara menyusun program Outbound yang bisa berdampak pada pesertanya serta membawa perubahan yang signifikan? Penyusunan program yang bagus dan tepat sasaran, akan dimulai dari Proses TNA Training Needs Analysis, menggali need klien yang paling esensial.

  1. TRAINING NEED ANALYSIS

Training Needs Analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan adalah Sebuah kegiatan yang dilakukan sebelum training dimulai guna memperoleh gambaran komprehensif tentang strategi pembelajaran yang sebaiknya diterapkan, tentang materi yang akan diberikan, alokasi waktu tiap materi dll. Ini merupakan bagian terpadu dalam merancang pelatihan agar pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Dari analisis kebutuhanpelatihan ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu perusahaan sehingga tidak ada gab atau kesenjangan antara harapan yang diinginkan perusahaan terhadap pelatihan itu dengan kenyataan yang ada atau kenyataan yang terjadi. Perusahaan  tidak dapat menentukan pelatihan begitu saja tanpa menganalisis dahulu kebutuhan dan tujuan apa yang ingin dicapai oleh klien.

Setelah langkah-langkah dalam Training Needs Analysis (TNA) dilakukan maka akan diketahui hasilnya bahwa sebuah perusahaan mempunyai kebutuhan training tertentu, maka disusunlah program tersebut. Ambil contoh program Team Building, untuk bisa menyusun program Team Building dengan baik ada beberapa landasan teori yang bisa mendukung terlaksananya program itu sebagai berikut.

A. LIMA TAHAP DALAM PERKEMBANGAN KELOMPOK

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman, sebagai dasar penyusunan Program Team Building adalah sebagai berikut :

  1. Forming

Ini adalah merupakan step pertama dalam pembentukan kelompok atau tim, para anggota baru mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.

  1. Storming

Kondisi Storming ini mempunyai karakteristik adanya konflik intra kelompok. Dimana anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh kelompok terhadap individu mereka.  Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat, kemarahan, konfilik dan kegagalan.

  1. Norming

Tahap terbentuk hubungan yang dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan.

  1. Performing

Keadaan dimana kelompok mencapai puncak kinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan, Percaya diri, kreatif, inisiatif dan semangat yang tinggi, semua itu akan menjadikan tim yang sukses dalam menghadapi tantangan.

  1. Adjourning

Tahap ini dilakukan biasanya untuk kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan bisa dibubarkan.

Setelah melakukan Training Need Analysis dan mengetahui need klien yang dibutuhkan untuk bisa menyusun objective program, dan mengetahui landasan teori sebagai penguatan program yang akan dilakukan (team building), maka langkah berikutnya adalah menentukan jenis Karakteristik Program Training yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Pemilihan Provider Outboud yang professional menjadi sesuatu hal yang harus menjadi pertimbangan pertama sekali, sebab dengan tidak salah memilih provider outbound maka salah satu jaminan bahwa programnya juga benar sudah dapat kita peroleh, karena sequent atau alur Pembentukan Dinamika Kelompok akan menjadi model pendekatannya.

Baca Juga : Tahap – Tahap Perkembangan Kelompok

B. KARAKTERISTIK PROGRAM TRAINING

Dari hasil TNA (analisisis kebutuhan training) kemudian dapat diperoleh gambaran Karakteristik Program Training seperti apa yang akan digunakan.. Dr. Simon Priest mengkategorikan program Experiential Based Training Develoment (EBTD) menjadi 4 tipe, yaitu : Recreational, Educational, Development, Redirectional Program. Kami terjemahkan dan uraikan dalam kegiatan Outbound Training sebagai berikut :

  1. Recreational
  2. Educational
  3. Development
  4. Redirectional

Untuk detail jelasnya akan diterbitkan pada EDISI ke 2

 

Tags:

0 thoughts on “MENYUSUN PROGRAM OUTBOUND

Leave a Reply

Your email address will not be published.

OFFICE

Graha Jatimulya kav. 24 Jln Saxophone Malang

 

HOTLINE :

Wasis          : 08123397093

Yunanto      : 081555817770

Web site      : www.oasisoutboundmalang.com

Email           : oasisindonesia111@gmail.com

KATEGORI ARTIKEL

Butuh Bantuan ? Chat dengan Kami