OUTBOUND DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL
OUTBOUND DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR
Disuatu sore yang indah, di sebuah lapangan kecil di sudut kampung, terlihat beberapa anak-anak yang sedang berkumpul, sebagian anak sedang asyik bermain kelereng, beberapa lainnya sedang asyik mengobrol dan bercanda, sore itu memang tidak seperti sore-sore sebelumnya, saat sebelum pandemic COVID 19 merebak dan mengharuskan semua orang untuk mengisolasi diri di rumah, biasanya di lapangan itu apalagi dengan cuaca secerah ini, jauh lebih banyak anak yang berkumpul, ceria dan bermain.
Dari obrolan yang tidak sengaja saya dengar, ada kalimat yang menarik yang terngiang di telinga saya, entah cerita asyik apa yang sedang mereka obrolkan atau mungkin mereka sedang membicarakan tentang COVID 19, saya mendengar salah satu anak berceletuk : “… metu mati, kedemok mati, senggolan mati, iki urip opo main gobak sodor sih” (keluar mati, kesentuh mati, saling sentuh mati, ini hidup apa permainan gobak sodor sih).
Dalam hati saya jadi ikut tertawa mendengar celetukkan itu, serta ingatan ku langsung melayang membayangkan permainan yang sangat popular pada masa kecilku,, masak sih,, sekejam itu permainan gobak sodor, he he.
Artikel kali ini saya akan mengulas tentang permainan gobak sodor ini, aktifitas Experiential (mengalami) yang sarat akan Learning (pembelajaran), selain untuk Refresh (kesenangan, keceriaan dan kenangan indah masa kecil) bagi anda yang masa kecilnya mengalami masa-masa bermain dengan permainan gobak sodor, artikel ini juga bisa menjadikan referensi bagi anda atau adik-adik yang belum kenal dengan permainan ini.
Diambil dari berbagai sumber; gobak sodor dari 2 kata, yakni gobak dan sodor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Gobak Sodor adalah permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak. Setiap garis dijaga oleh pihak penjaga, pihak yang masuk harus melewati garis dan jika kena sentuh oleh penjaga maka harus diganti.
Kata Sodor artinya menyodorkan ke depan atau mengulurkan tangan. Petugas yang berjaga menyodorkan badan dan tangannya bertugas untuk menyentuh pihak yang mencoba melewati garis.
Permainan ini tidak hanya ada di Pulau Jawa, tapi juga di wilayah. Masing-masing daerah memiliki nama yang berbeda, sedangkan cara bermainnya sama. Di Kepulauan Natuna permainan ini dikenal dengan nama Galah, sementara di Riau dikenal namanya Galah Panjang. Di Jawa Barat namanya itu Galah Asin, di Makassar ada Asing, dan di daerah Batak Toba disebut permainan Margala.
CARA BERMAIN
Dimainkan oleh 2 tim atau group. Tiap tim itu terdiri 3 sd 5 orang. Media yang digunakan adalah lapangan segiempat berukuran 9 x 4 meter yang dibagi menjadi enam bagian.
Ada tim yang bertugas atau giliran untuk menjaga lapangan yang dibagi dengan tugas menjaga digaris horizontal dan batas vertikal.
Bagi yang menjaga di garis horizontal mereka harus berusaha untuk menghalangi lawan agar tidak melewati garis batas. Bagi anggota yang berjaga di garis vertikal, mereka mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Tim lawan harus menuju garis ke baris hingga baris paling belakang, kemudian harus kembali lagi melewati penjagaan hingga sampai ke baris awal.
ilustrasi lapangan Gobak Sodor (zona penjaskes)
MANFAAT BERMAIN GOBAK SODOR
Tidak hanya sekedar menyenangkan dan menarik saja. Iswinarti pada buku Permainan Tradisional: Prosedur dan Analisis Manfaat Psikologis (2017) terdapat nilai-nilai pembelajaran kompetisi sosial pada permainan gobak sodor ini.
- Olah Raga, Gaya Hidup Sehat dan Koordinasi Lokomotor : Berlarian dengan cepat, menghadang tim lawan dengan cekatan, dan menggerakkan tubuh dengan spontan, tulangnya bisa tumbuh dengan kuat dan padat, sehingga akan menyokong postur tubuhnya menjadi lebih tegap, menjadi aktivitas fisik yang bakal dijalani saat bermain gobak sodor.
- Kejujuran : salah satu nilai dasar yang berhubungan dengan diri sendiri, anak-anak dituntut untuk jujur, jika dia disentuh atau tersetuh, karena jika tidak jujur maka bisa terjadi pertengkaran apalagi jika tersentuh tidak telak (atau sedikit) dan tidak mengakuinya. Pun begitu bagi kelompok yang bertahan, tidak boleh melewati garis, atau wajib berdiri di atas garis.
- Berpikir Logis, Kritis, Kreatifitas, Inovatif, inisiatif & mengambil keputusan cepat dan tepat : Permainan ini merangsang aktifitas berpikir komprehensif, anak-anak harus menciptakan lapangan untuk permainan ini, selain itu pada permainan ini bagaimana anak menentukan strategi, menentukan nalisa kesempatan dan resiko untuk menerobos garis penjagaan lawan, berusaha mengecoh lawan agar temannya dapat melewati garis, mengambil kesempatan, dan memikirkan bagaimana cara memperoleh kemenangan tanpa tersentuh penjaga garis saat melintas.
- Kepedulian social & Kerjasama Tim : Permainan ini harus dilakukan secara kelompok, maka anak yang akan bermain harus mengajak teman untuk bisa memainkan permainan ini, proses ini akan mengajarkan anak untuk bersosialisasi denganbaik, pun demikian permainan ini juga sarat dengan nilai jiwa kebersamaan, konsisten terhadap tugas yang diberikan, dan belajar kompak.
- Pantang menyerah : Permainan ini juga mengajarkan kita untuk tidak putus asa dan harus tetap berusaha. Jangan sampai lawan yang berhasil melewati garis langsung membuatnya putus asa.
- Bertanggungjawab, Disiplin dan kepemimpinan: Dengan melakukan tugas jaga garis dengan baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota kelompok yang menjaga garis horizontal atau pun jaga garis vertikal. Anak-anak juga harus mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan. Kedisiplinan dalam permainan ini melatih anak kelak akan selalu disiplin dan mantaati peraturan.
- Percaya diri : Ketika mulai bermain, anak-anak tidak pernah berpikir untuk kalah duluan. Mereka yakin terhadap kemampuannya untuk menang dan dengan berani menghadapi lawan dalam permainan ini.
Jika kita mau menggalinya, saya yakin bahwa permainan ini masih memiliki manfaat yang lain, yang secara umum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak maupun orang dewasa dan dapat diambil nilai-nilainya untuk kemajuan dalam hidupnya.
Leave a Reply